Kesabaran Seorang Istri yang tak diberi nafkah oleh suaminya

Kesabaran Seorang  Istri yang tak diberi nafkah oleh suaminya
Kesabaran Seorang  Istri yang tak diberi nafkah oleh suaminya

Kisah seorang istri  yang sabar  ketika suami tidak memberikan nafkah. Kisah ini bukan isapan jempol belaka melainkan kisah nyata. Sebut saja nama istrinya “Si putih” dan suaminya adalah “Si batu”. Si putih yang penurut dengan suaminya mestipun selalu disakiti kue dan si batu yang sifatnya keras plus tak tau diri.

Namanya juga batu pastinya bentuknya besar dan berwarna hitam. Agar batu bisa bermanfaat maka di pecahkan dulu lalu barulah bisa dipakai untuk membangun. Beda dengan celobong yang bentuknya sudah bolong dan ada tutupnya bahkan sekarang dibuat dengan disain yang modern dan  unik.

Lanjut kisahnya, Awalnya pernikahanya memang sangat indah dan memberikan kesan yang positif terhadap keluarga si “Si Putih”. Berjalanya waktu, hari demi hari, bulan silih berganti dan tahun demi tahun muncullah sifat aslinya yang tidak pantas untuk dilakukan terhadap istrinya.

Si Putih baru lulus di salah satu perguruan negri di  kota Yogyakarta dan khas dengan budayanya. Setelah lulus si putih balik kampung dan menikah. Memang si batu  memiliki keahlian di berbagai bidang. yang saya ketahui ia ahli di bidang listrik. Masalah yang ditimbulkan si batu dikeluarga si putih mulai terlihat saat motor yang diberikan orang tuanya si putih untuk bekerja malah di tarik orang karna tidak mampu membayar pinjamanya. 

Dulu harga motor kan sangat lumayan mahalnya dan itu diberikan secara Cuma-Cuma mestipun akhirnya dibayar tetapi tetap saja bukan dari hasil keringatnya. Si adik si putih mendengar permalasahan tersebut karna memang itu tidak dapat disembunyikan dan terlihat jelas.

Baca Juga : Cinta Bukanlah Hanya Ucapan Tetapi Butuh Bukti Nyata

Bayangkan saja rumah dikasih, motor dikasih dan tanpa modal, tanpa keringat dan kerja keras sudah diberikan tempat tinggal. Harusnya si bersyukur ya bukan malah tingkah lakunya semakin kurang enak dipandang. Nah si adik si putih mulai tidak suka dengan kelakuanya malah bisa dibilang benci banget.

Kata adik si putih: Saya pun yang mendengarnya sangat geram dan ingin rasanya tidak melihat ia lagi dimuka bumi ini. Waduh sadis bangetya, memang harus demikian biar dia sadar bahwa kelakuanya tidak baik. Pendapat saya si si batu tidak akan sadar kalau tidak ada tindakan yang tegas.

Sebetulnya banyak sekali masalah yang dilakukan si batu ini tetapi itu menjadi catatan bagi si adik si putih untuk segera bersikap agar tidak lagi si batu membuat masalah.

Sampai tahun 2019 si batu tidak ada berubahnya malah menimbulkan banyak masalah di keluarga si putih dan akhirnya  batu menjadi musuh bersama keluarga si putih.

Sedih rasanya ditinggalkan orang yang disayangi terlebih ibunya adalah tonggak curhatan dan berbagi pengalaman  terhadap apa yang dihadapinya. Sedangkan Ayahnya lagi jatuh sakit yang lumyan lama dan ada salah satu adik si putih yang abnormal. Mau tidak mau karna si putih ini anak pertama jadi sudah menjadi tugasnya untuk mengurusi keduanya. 

Si putih tidaklah sendiri dalam mengurusi keduanya, kebetulan adiknya ada 6 bersaudara jadi adik-adik nya tidak tinggal diam dan turut membantu untuk mengurusnya. Karna siapa lagi kalau bukan anak-anaknya yang turun untuk memberikan kasih sayang. Kewajiban bagi anak-anaknya yang telah dibesarkan dan diberikan pendidikan yang luar biasa hingga mendapatkan pekerjaan yang layak.

Si batu ternyata meperhatikan segala sesuatu yang dilakukan si putih dan mulai membisikan yang tidak baik. Bukan memberikan nasehat yang baik malah cemburu atas perlakukan si putih terhadap keluarga yang amat dicintainya. Memang betul bahwa istri itu harus nurut dengan suami. Tetapi apakah pantas menyuruh  istri tidak membantu ayahnya. Saya si berpendapat bahwa si batu adalah orang yang tidak memilki akal pikiran yang sehat.
Gimana mau berpikir sehat kerja aja males, menafkahi aja engga. Distu sudah terlihat bahwa seberapa banyaknya  kelakuan yang tidak baik. Bayangkan sendiri saja ya sobat. Kerja si batu hanya telponan mengandalkan proyek triliyunan dengan modal HP. Lah namanya bisnis dengan CV harusnya ada modal dong. Kalau ingin dapat ikan yang gede dan dapet banyak maka umpanya juga harus bagus pastinya dibutuhkan modal yang cukup.

Sebenarnya emang apa ya kerjaan si putih sampai si batu tidak mau bekerja dengan waktu yang sudah lama mungkin bisa dibilang puluhan tahun. Si celobong bekerja sebagi Guru dan Alhamdulillah diangkat menjadi PNS. Ini adalah buah hasil dari didikan kedua orang tuanya dan niat yang tulus dari si celoobng untuk mendidik dan mengajar.

Yang paling mencenangkan dan membuat tidak ada rasa peduli, disaat rumah yang diberikan kepada si putih mengalami kerusakan dan ingin dimanja dalam arti diperbaikilah. Yang namanya Pendapatan dari guru PNS memanglah tidak begitu besar tetapi cukup untuk makan dan minum. 

Akhirnya si putih mendapatkan solusi dengan meminjam kesalah satu BANK, setelah semua kelengkapan sudah dipenuhi ada satu sarat lagi yang membuat ia berpikir lagi untuk meminjam di bank. Saratnya minta persetujuan suami, otomatis kan harus ada persetujuan dan tanda tangan suami agar disetujia oleh pihak bank. Akhirnya ia katakana kepada suaminya.  

Si batu si ok saja tanda tangan lalu setuju, tetapi ada bagianya begitu ungkapnya, walah suami macam apa yang kaya gitu ya. Otaknya didengkul atau sudah tidak memiliki otak. Saya yang mendengarnya saja kala itu sungguh tidak bisa membayangkan sudah pasti enek dan rasa benci ini semakin menjadi jadi.

Dengan berat hati akhirnya mengiyakan apa yang diminta si batu. Entah pembagiannya berapa sayapun tidak mengetahui. Yang pasti si nomoinalnya lumayan. Entah untuk apa uang tersebut dibelanjakan karna tidak ada satu barangpun yang dibelinya.
Dana pinjamanpun turun dan mulailah rumah tersebut dibangun, pada saat pembangunanya waduh sangat sibuk si batu ini, kurang inilah, kurang itulah, ininya harus ditambahkan sehingga petukang yang membangunpun menjadi kesal dan males untuk melakukan yang harusnya dilakukanya. 
Karna permintaan yang aneh-aneh tersebut rumahpun jadi seadanya dan uangpun habis. Sungguh sedih memang tapi itulah fakta yang ada. Si batu tak punya pikiran yang cerdas sehingga inginya isntan dan mengambil keuntungan dari sang istri.

Si putih bersyukur saja rumah yang direnovasi sudah jadi mestipun masih banyak kurangnya, memang sangat sabar sekali ia menjalani kehidupan dengan si batu yang bisa dibilang berpenghasilan tetapi makan, ngopi dan meroko selalu terpenuhi.
Ada suatu kejadian lagi yang sangat membuat si adik  sangat marah besar, melihat status si batu, yang ditulisnya “ngurusin dua orang sakit menambah pengeluaran membengkak” waduhhh sangat menggelitik dan tak pantas untuk di baca, akhirnya si salah satu adik perempuan yang paling bungsu si putih mengirim gambar scrensoot kepada kaka laki-lakinya, dan dibacalah foto tersebut lantas dibukalah pesan WA dari sang adik sebelum WA eror kaya sekarang ya kejadianya hihihihi.

Si kaka si putih sangat benci dan marah melihat foto WA yang dikirim adiknya itu, sudah tak dapat di tolerir lagi kelakuanya. Masalah yang ditimbulkan sudah sangat banyak dan sekarang malah mengada-ngada seolah olah si batu yang mengularkan biayaya untuk keduanya. Padahal aslinya boro-boro untuk membantu, beli roko dan pulsa saja masih minta sama istrinya.
Setelah melihat status WA yang tidak normal, ia putuskan untuk tidak lagi menghormatinya, bicara saja enggan, saliman juga ga akan dilakukan. Diliahatnya saja sudah tak pantas diliat. Umur yang sudah cukup tua seharusnya pola piker, kelakuanya, ucapanya jadi motivasi malah ini bikin jiji.

Saya sendiri melihat satus WAnya dan mendengarnya sangat marah dan benci sobat, bagaimana sikap sobat bila ini terjadi dikeluarga sobat. Apa yang sobat akan lakukan terhadapnya. Untung adik-adiknya masih sabar dan mendiamkannya saja. Bahkan ada juga si yang membencinya.
Kenapa saya bisa mengetahui sampai sedetail itu, karna itu terjadi dilingkungan terdekat. Bukan maksud untuk menjelekan seseorang tetapi ni fakta dan harus diungkapkan. Si batu sebetulnya dapat bekerja dengan baik kalau saja gengsi dan malesnya dibuang. Yang tidak habis pikir ko ada ya orang seperti itu. Tidak ada rasa malu dengan apa yang ia perbuat malah senyum-senyum seperti orang tidak normal.

Kalau saja kejadianya tidak bekerja karna di PHK dan sakit masih wajar ya karna zaman sekarang susah sekali untuk mendapatkan pekerjaan. Tetapi ini kondisinya sehat bugar ditambah pikiran tidak gila malah malas bekerja. Kesabaran si putih sangat-sangat harus diancungkan jempol. Ia selalu menjalininya meskipun sangat berat tetap harus bersyukur dan dinikmati saja dengan tabah semoga ia tetap bersabar dan selalu dilimpahkan rizkinya.
Sobat kesimpulan yang dapat diambil bahwa apapun kondisi yang sedang dihadapi teruslah jalani dengan sabar dan ikhlas. Perbuatanya akan dicatat sebagai pahala yang nanti sangat bermanfaat di yaumil akhir.
Jangan jadi si batu ya sobat, yang tidak mau berusaha untuk mencari nafkah. Berdiam diri boleh saja untuk intropeksi dan itupun dilakukan tidak bertahun-tahun guys. Jadilah laki-laki yang bertanggung jawab terhadap istri dan anaknya.

Bermalas-malasan akan membuat seseorang jenuh, pikiran pusing, kantong kering. Setiap usaha yang diniatkan untuk menafkahi keluarganya akan terwujud. Tidak ada sesuatu yang isntan, lihat saja indomi butuh juga dimasak dan dibumbui agar rasanya nikmat.
Terus berusalah dan bahagiakan istri dan anakmu agar kewajibanmu dijalankan dan keluargapun menjadi senang dan bahagia. Apapun pekerjaanya yang penting itu halal dan hasil keringat sendri bukan dari meminta-minta. Doa istri sangat baik dan isyallah diijabah. Suami juga akan merasa senang dan bahagia ketika melihat senyum istri dan anak. Lelahmu akan terbayar dengan melihat anak dan istrimu. Ingat sobat hidup hanya sementra maka hiduplah yang berarti.

Semoga sedikit cerita ini dapat memotivasi para suami dan juga istri agar rumah tangga rukun dan harmonis. Jangan lupa share dank omen bila ada yang ingin dikatakan. Tulisan ini bukan karangan tetapi fakta, hanya saja penulis tidak ingin menyebutkan namanya. Cukup ambil saja yang baiknya dan uang yang buruknya.
Hikmah yang dapat diambil dari kisah diatas bahwa kesabaran itu penting agar rumah tangga tidak berantakan tetapi kewajiban suami adalah menafkahi istri dan anaknya memberikanya pakaian, uang jajan dan kehidupan yang layak.

Kita sebagai laki-laki harus bertanggung jawab atas keluarga terutama kepada istri yang telah kita pilih sebagai pendamping hidup dan juga sebagai ibu dari anak-anak. Mestipun hidup itu keras tetapi ada cara untuk melunakkanya. Jangan menyerah dan pasrah akan kehidupan yang sulit. Hidup hanya sekali maka hiduplah yang berarti.
Harga diri seorang laki-laki adalah bekerja, sedikit ataupun banyaknya penghasilan bila disukuri akan nikmat sekali rasanya ditambah lagi melihat istri dan anak tersenyum bila melihat kita beraktifitas dan menghasilkan uang untuk makan dan minum.

Kepala keluarga yang baik ialah ia yang selalu membuat keluarganya nyaman dan tentram. Bukan dilihat dari besarnya uang yang diberikan tiap bulanya melainkan tanggung jawab kita terhadap istri dan anak atas apa yang mereka perlukan.
Memberi nafkah terhadap istri hukumnya wajib, karena diperintahkan oleh allah dan tertulis di dalam al-quran oleh karena itu kita harus melakukanya, wajib dalam usul fiqih berarti bila dilakukan mendapat pahala dan bila tidak dilakukan akan mendapat dosa. 

Sobat juga pasti merasakanketidaksukaan terhadap pria yang dikisahkan diatas bukan saya membeberkan keburukan rumah tangga seseorang melainkan jadikan cerita diatas sebagai bahan pertimbangan berumah tangga dimana kewajiban seorang suami yang harus dilaksanakan.
Kehidupan tidak bisa diulang kembali seperti halnya waktu yang tidak bisa kembali, lihat saja kaca yang pecah tidak akan kembali terlihat bagus bila sudah terjatuh. Ia akan tetap retak dan retakkkanya akan tetap membekas hingga kapanpun begitupun bila kita melukai hati seseorang mestipun terlihat baik tetapi hatinya pasti masih ada bekas lukanya.

Taukah sobat istri yang sobat nikahi sangat senang dan bahagia bila suaminya bertanggung jawab terhadapnya, ingatlah saat awal mengenalnya dan meminta kepada orang tuanya agar mendapat restu, kehidupan bersama orang tuanya mungkin segalanya terpenuhi, ia rela hidup bersama kita dengan banyak kekurangan, apakah ia menyesal dan meninggalkan sobat? Pastinya jawabanya tidak. Karena wanita bila sudah memilih dengan hati nurani dan perasaan cinta otomatis ia akan bertahan dan bersabar demi keluarga yang dibinanya.

0 Response to "Kesabaran Seorang Istri yang tak diberi nafkah oleh suaminya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel