Pengertian komunikasi kepala sekolah Untuk Kemajuan Pendidikan Di Indonesia

Pengertian komunikasi kepala sekolah Untuk Kemajuan Pendidikan Di Indonesia
Pengertian komunikasi kepala sekolah Untuk Kemajuan Pendidikan Di Indonesia

Pengertian Komunikasi

Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggri“communication”), secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa latin communicates, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna (Achmad Nashrudin, Kapita Selekta Komunikasi (Banten : Dinas Pendidikan, 2011), Cet. hal.19)

Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward (1998 : 16) mengenai komunikasi manusia yaitu : Human communication is the process through which individuals –in relationships, group, organizations and societies- respond to and create messages to adapt to the environment and one another.

Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradap tasi dengan lingkungan satu sama lain.

Komunikasi secara ilmiah dapat juga berarti proses penyampaian pesan atau informasi dari pengirim (komunikator/sender) kepada penerima (komunikan/receiver) dengan menggunakan symbol atau lambing tertentu, baik secara langsung maupun tidak langsung (menggunakan media) untuk mendapatkan umpan balik (feedback) (Deni Darmawan, Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2012),h.27)

Baca Juga: Pengertian Belajar Dan Mengajar Menurut Para Ahli

Beberapa definisi komunikasi menurut para akhli :
Menurut Carl I. Hovland : komunikasi merupakan upaya sistematis untuk merumuskan secara tegar asa-asa penyampaian informasi serta pembentukan pendapatan dan sikap

Menurut Shanon dan Weaver : komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi (Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2009), h. 10)


  • Everet M. Rogers : komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku.
  • Gerald R Miller : komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.

Carld R. Miller : komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate) (Achmad Nashrudin, Kapita Selekta Komunikasi (Banten : Dinas Pendidikan, 2011), Cet. hal.106)

Dari pengertian bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian suatu pesan yang melibatkan individu terhadap individu, individu terhadap kelompok, atau kelompok terhadap kelompok, yang mempunyai tujuan agar tercapainya kesamaan makna. Jadi proses interaksi atau komunikasi yang disampaikan oleh komunikator terhadap komunikan yang akan dibahas oleh penulis merupakan komunikasi yang terdapat di dilembaga pendidikan yang dilakukan antara kepala sekolah terhadap dewan guru, dimana kepala sekolah sangat berperan penting dalam proses meningkatkan mutu pendidikan

Arti Kepala Sekolah


Kata “kepala sekolah” tersusun dari dua kata, yaitu kepala dan sekolah. Kepala dapat diartikan sebagai ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau lembaga. Sekolah adalah sebuah lembaga tempat bernaungnya peserta didik untuk memperoleh pendidikan formal. Secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai seseorang tenaga gungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadinya interaksi antara guru yang member pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.

Maksud memimpin tersebut adalah leadership,yaitu kemampuan untuk menggerakkan sumber daya, baik internal maupun eksternal, dalam rangka mencapai tujuan sekolah dengan lebih optimal.  Kepala sekolah adalah mereka yang banyak mengetahui tugas-tugas sekolah dan mereka yang menentukan irama bagi sekolah (Donni Juni Priansa, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah (Bandung : Alfabeta, 2014), h.49)

Pemimpin harus siap berkorban waktu, tenaga dan materi karena kepala sekolah merupakan titik terpenting dalam memimpin berjalannya organisasi sekolah dan penggerak bagi para guru dan stafnya supaya memberikan dan menerapkan rasa kenyamanan dan keikhlasan bagi masing-masing individu yang berperan dalam meningkatkan kualitas pekerjaannya.

Kata pemimpin mengandung konotasi menggerakkan, mengarahkan, membimbing, melindungi, membina, memberikan, dan lain-lain. Husaini Usman (2008) menyatakan bahwa kepala sekolah merupakan manajer yang mengorganisir seluruh sumber daya sekolah dengan menggunakan prinsip ‘TEAMWORK’, yaitu rasa kebersamaan saling membantu (assist), saling penuh kedewasaan (maturity), saling mematuhi (willingness), saling teratur (organization), saling menghormati (respect), dan saling berbaik hati (kindness). (Donni Juni Priansa, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah (Bandung : Alfabeta, 2014), h.49
)

Di dalam ajaran Islam, setiap manusia adalah pemimpin. Allah SWT telah memberitahu kepada manusia, tentang pentingnya kepemimpinan dalam Islam, sebagaimana dalam Al-Qur’an banyak ayat yang berkaitan dengan masalah kepemimpinan diantaranya terdapat di dalam surat Al-Baqarah ayat 30 :

      Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui” (Q.S Al-Baqarah : 30)
Dilihat dari ayat di atas maka Allah menjadikan manusia sebagai khalifah atau pemimpin untuk membangun bumi, karena kebaikan yang muncul dari mereka lebih banyak dari pada keburukannya

Kepemimpinan bukanlah serangkaian kompetensi yang dibuat oleh seseorang, melainkan pendekatan atau cara kerja dengan manusia dalam suatu organisasi untuk menyelesaikan tugas bersama dan tanggung jawab bersama. Kemampuan memahami kondisi yang demikian ini bagi kepala sekolah amat penting artinya, yaitu kemampuan melihat secara tajam apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pelaksanaan pendidikan di sekolah. Hoy dan Miskel (1987) menegaskan bahwa kepala sekolah yang efektif adalah kepala sekolah yang memiliki kopetensi yang dipersyaratkan dan berusaha memanfaatkan kompetensinya untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya bagi keefektifan sekolah.

Menurut Sergiovanni (1997) “mengemukakan bahwa kepala sekolah yang efektif adalah kepala sekolah mampu memainkan peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai kepala sekolah.

Perilaku kepemimpinan yang efektif ditampakkan pada

(1) perilaku yang berorientasi tugas, para kepala sekolah sebagai manajer tidak menggunakan waktu dan usahanya dengan melakukan pekerjaan yang sama seperti para guru, konsolor, dan karyawan sekolah. Tetapi memfokuskan pada kegiatan menyusun perencanaan, mengatur pekerjaan, mengkordinasikan kegiatan anggota, dan menyediakan keperluan, peralatan dan bantuan teknis yang diperlukan;

(2) perilaku berorientasi hubungan, para kepala sekolah sebagai manajer penuh perhatian mendukung dan membantu guru, konselor, dan karyawan sekolah berusaha memahami permasalahan dan pemecahannya; dan

(3) perilaku partisipatif, kepala sekolah sering melakukan pertemuan kelompok yang memudahkan partisipasi, pengambilan keputusan, memperbaiki komunikasi, mendorong kerjasama, dan memudahkan pemecahan konflik (Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. ( Bandung; Alfabeta, 2013),h. 125)

Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru.

Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan saran dan prasarana

Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntunan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien. Di samping itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya yang diterapkan dalam pendidikan di sekolah juga cenderung bergerak semakin maju, sehingga menuntut penguasaan secara professional.

Oleh karena itu kepala sekolah harus mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan secara professional (Donni Juni Priansa, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah (Bandung : Alfabeta, 2014), h.49)

Dari pengertian bahwa intensitas komunikasi kepala sekolah adalah kebiasaan baik penyampaian suatu pesan  yang melibatkan kepala sekolah terhadap tenaga kependidikan sebagai komponen pendidikan yang berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di suatu lembaga.

Dalam proses komunikasi atau penyampaian pesan, kepala sekolah akan berperilaku sebagai saluran komunikasi di lingkungan sekolah, yaitu kepala sekolah akan menginformasikan berbagai informasi yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan di sekolah dengan cara mengadakan tatap muka antara kepala sekolah sebagai penanggung jawab dan tenaga kependidikan yang dilakukan berapa kali perminggu atau perbulan.

Saluran komunikasi ini sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga pendidik.

Dari beberapa penjelasan tersebut, maka dapat dipahami bahwa komunikasi adalah suatu proses yang dilakukan dalam bentuk mengupayakan kualitas dan kuantitas tenaga pendidik yang berperan sebagai mediator dalam mencerdaskan anak-anak bangsa

1. Unsur-unsur Komunikasi Kepala sekolah


Harold D. Lasswell (dalam Wiryanto,2005) memformulasikan unsur-unsur komunikasi dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut “Who Says What in Which Channelto Whom With What Effect?”


1. Unsur who (sumber atau komunikator)


Sumber utama dalam komunikasi adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi (institutionalized person). Yang dimaksud lembaga dalam hal ini adalah perusahaan surat kabar, stasiun radio, televise, majalah, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud institutionalized person  adalah redaktur surat kabar (sebagai contoh). Melalui tajuk rencana menyatakan pendapatnya dengan fasilitas lembaga. Oleh karena itu, ia memiliki kelebihan dalam suara atau wibawa dibandingkan berbicara tanpa fasilitas lembaga.

Apabila penulis membandingkan contoh tersebut dalam unsur pendidikan maka yang menjadi lembaga atau organisasi (institutionalized person) yaitu sekolah atau yayasan pendidikan sedangkan yang dimaksud institutionalized person adalah pelaku pendidikan tersebut yaitu peserta didik dan masyarakat yang menyatakan pendapatnya dengan fasilitas lembaga tersebut.

2. Unsur says what (pesan)


Pesan-pesan komunikasi dapat diproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau audien yang sangat banyak. Pesan-pesan itu berupa berita, pendapat, lagu, iklan, dan sebagainya. Cahrles wright (1977) memberikan karakteristik pesan-pesan komunikasi sebagai berikut:

a. publicly. pesan-pesan komunikasi pada umumnya tidak ditujukan kepada orang perorangan secara eksklusif, melainkan bersifat terbuka, untuk umum atau public.

b. Rapid. Pesan-pesan komunikasi dirancang untuk mencapai audiens yang luas dalam waktu yang singkat serta simultan.

c. Transient. Pesan-pesan komunikasi untuk memenuhi kebutuhan segera, dikonsumsi sekali pakai dan bukan untuk tujuan yang bersifat permanen. Pada umumnya, pesan-pesan komunikasi cenderung dirancang secara timely, supervicial, dan kadang-kadang bersifat sensasional.


3. Unsur in which channel (saluran atau media)


Unsur ini menyangkut semua peralatan yang digunakan untuk menyebarkan pesan-pesan komunikasi.

4. Unsur to whom (penerima; khalayak; audien).


Penerimaan pesan-pesan komunikasi biasa disebut audien atau khalayak.


5. Unsur with what effect (dampak) 


Dampak dalam hal ini adalah perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri audien sebagai dari keterpaan pesan-pesan media. David Berlo (dalam Wiryanto, 2005) mengklasifikasikan dampak atau perubahan ini ke dalam tiga kategori, yaitu : perubahan dalam ranah pengetahuan; sikap; dan perilaku nyata. Perubahan ini biasanya berlangsung secara berurutan.

2. Fungsi dan Tujuan Komunikasi Kepala Sekolah

a. Fungsi Komunikasi

1) Fungsi pertama : Komunikasi sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi social setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep-konsep dari kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat.

2) Fungsi Ekspresif

Komunikasi ekspresif ini dapat dilakukan sendiri atau dilakukan dalam kelompok. Komunikasi ekspresif ini tidak bertujuan untuk mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita.

3) Fungsi Ritual

Komunikais ritual ini biasanya dilakukan secara kolektif. Komunitas ritual sering juga bersifat ekspresif, menyatakan perasaan terdalam seseorang.

4) Fungsi komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajarkan, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau penggerakkan tindakan, dan juga hiburan. Bila ringkas, maka kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (sifat persuasive).

Komunikasi ini berfungsi memberitahukan atau menerangkan (to inforn) mengandung muatan persuasive dalam arti bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya akurat dan layak diketahui.
(Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2012),h.5)

b. Fungsi komunikasi

1) Menyampaikan informasi(to inform)

2) Mendidik(to educate)

3) Menghibur(to entertain)

4) Mempengaruhi(to influence)

(Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2009), h.7-8)

c. Tujuan Komunikasi

1) Perubahan sikap (attitude change)

2) Perubahan pendapat(opinion change)

3) Perubahan perilaku(behavior change)

4) Perubahan social(social change)

A. Kinerja Guru

1. Pengertian Kenerja

Kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan, menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah ditetapkan.
Dilihat dari arti kata kinerja berasal dari kata performance.

Kata “performance” memberikan tiga arti, yaitu :

(1) prestasi seperti dalam konteks atau kalimat “high performance car”, atau mobil yang sangat cepat;

(2) pertunjukan seperti dalam konteks atau kalimat “Folk dance performance”, atau pertunjukan tari-tarian rakyat;

(3) pelaksanaan tugas seperti dalam konteks atau kalimat “in performing his/her duties”.
Dari kata diatas kinerja diartikan sebagai prestasi, menunjukkan suatu kegiatan atau perbuatan dan melaksanakan tugas yang telah dibebankan. Pengertian kinerja sering diidentikkan dengan prestasi kerja. Karena ada persamaan antara kinerja dengan prestasi kerja.

Dari pengertian kinerja merupakan suatu kegiataan yang dilakukan sebagai tolak ukur kualitas pekerjaan seseorang yang menekankan kepada prestasi, petunjuk, pelaksanaan dan hasil yang akan dicapai.

Menurut undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen: “guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Dalam undang-undang no 14 Tahun 2005 dijelaskan bahwa: “guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga professional pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah, pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (pasal 2 UU RI No. 14: 2005).
(Supardi, Kinerja Guru (Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2013), h.45)

2. Pengertian Guru

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya atau mata pencahariannya mengajar. guru adalah : “orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar”. Lebih lanjut makna guru menurut Ny. Roestiyah N.K. dalam bukunya tertuang beberapa pandangan, sebagai berikut:1) Menurut pandangan tradisional yaitu yang selama ini diterima : guru adalah seorang yang berdiri didepan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan.2) pendapat seorang ahli pendidikan : Teacher is a person who causes a person to know or be able to do something or gives a person knowlwdge oe skill, yang artinya kurang lebih demikian : guru adalah seorang yang menyebabkan orang lain mengetahui atau mampu melaksanakan akan suatu atau keterampilan kepada orang lain
(  Imam Wahyudi, Mengejar Profesionalisme Guru (Jakarta; Pustakaraya, 2012),h.15)

Guru merupakan komunitas intelektual yang memiliki kemampuan dalam bidang ilmu yang ditekuninya. Guru sebagai produsen ilmu, guru sejatinya dapat melahirkan sejumlah konsep atas dasar pengalamannya dalam mengajarkan ilmu pengetahuan kepada murid-murid.
(Amirulloh Syarbini, Guru Hebat Indonesia (Yogyakarta; ar-Ruzz Media,2015),h.18)

Jadi guru merupakan seseorang yang ikut serta dalam lembaga pendidikan dan berperan untuk mentransfer ilmu kepada peserta didik dari yang tidak mengetahui menjadi mengetahui dan mengerti apa yang disampaikannya.

Pekerjaan guru sangat berat, tetapi luhur dan mulia. Tugas guru tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik. Maka, untuk melakukan tugas sebagai guru, tidak sembarang orang menjalankannya. Sebagai guru yang baik harus memenuhi syarat-syarat yang di dalam Undang-undang no, 12 tahun 1954 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah untuk seluruh Indonesia, pada pasal 15 dinyatakan tentang guru sebagai berikut :

a. Berijazah,

b. Sehat jasmani dan rohani,

c. Takwa kepada Tuhan YME dan berkelakuan baik,

d. Bertanggung jawab,

e. Berjiwa nasional.

(M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, ( Bandung; Remaja Rosdakarya, 1998), h. 139)

Dalam melaksanakan tugasnya tersebut guru dituntut untuk berusaha keras dalam meningkatkan kualitas kerjanya, karena guru merupakan jabatan profesi yang memerlukan suatu keahlian khusus. Maka agar tercapai efisien dan efektifitas kerja sangat diperlukan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugasnya  (Ibid.. Imam Wahyudi ,h.14)

Lebih lanjut disebutkan pada pasal 8 UU RI No. 14 : 2005 bahwa : “guru wajib memiliki kualifikasi, kompetensi, sertifikasi pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kompetensi untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.

Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran di madrasah dan bertanggung jawab atas peserta didik di bawah bimbingannya dengan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Oleh karena itu, kinerja guru itu dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan seorang guru dalam menjalankan tugasnya di madrasah serta menggambarkan adanya suatu perbuatan yang ditampilkan guru dalam atau selama melakukan aktivitas pembelajaran.

3. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Kinerja seseorang tidak timbul dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut suragih (1997) beberapa karakteristik biografi yang dapat mempengaruhi kenerja (Imam Wahyudi, Mengejar Profesionalisme Guru (Jakarta; Pustakaraya, 2012),h.87)

biografi yang dapat mempengaruhi kenerja  :

1. Umur, kinerja seseorang akan menurun seiring dengan bertambahnya umur. Dalam kenyataannya kekuatan kerja seseorang akan menurun dengan bertambahnya usia.

2. Jenis kelamin, wanita lebih suka menyesuaikan diri dengan wewenang, sedangkan pria lebih agresif dalam mewujudkan harapan dan keberhasilan.

3. Jabatan/senioritas, kedudukan seseorang dalam organisasi akan dapat mempengaruhi kinerja yang dihasilkan, karena perbedaan jabatan akan membedakan jenis kebutuhan yang ingin mereka puaskan dalam pekerjaan individu yang bersangkutan.

Menurut simamora (1999) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain :

1. Sikap, meliputi keyakinan, perasaan dan perilaku yang cenderung kepada orang lain atau sesuatu.

2. Keterlibatan kerja, yaitu tingkat dimana seseorang memilih berpartisipasi secara aktif dalam kerja menjadikan kinerja sebagai pusat perhatian hidup dan memandang pekerjaan sebagai sesuatu yang penting kepada penghargaan diri.

3. Perilaku yaitu tindakan seseorang dalam keadaan umum dan khusus.

4. Pertisipasi yaitu tingkat dimana seseorang secara nyata ikut serta dalam kegiatan-kegiatan organisasi.

5. Penampilan yaitu tindakan individu yang membantu mencapai tujuan organisasi, termasuk kuantitas dan tualitas.

Sedikit berbeda, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Mitchell adalah sebagai berikut :

1. Kualitas kerja

Kualitas kerja yang baik menunjukkan bahwa seorang tersebut memiliki kinerja yang baik. Sebaliknya apabila kualitas pekerjaannya jelek maka kinerjanya lemah.

2. Ketepatan

Seseorang yang dapat bekerja dengan tepat sesuai dengan petunjuk yang seharusnya dan didukung dengan kecepatan seseorang dalam bekerja, menandakan bahwa seseorang tersebut memiliki kinerja yang baik seseorang yang kinerjanya baik, mampu bekerja dengan tepat, cepat dan rapi.

3. Inisiatif

Seseorang yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki inisiatif yang baik dalam melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Ia memanfaatkan potensi pikirannya untuk senantiasa menemukan kreatifitas-kreatifitas baru yang dapat meningkatkan hasil kerjanya, memiliki ide-ide, temuan-temuan. Orang seperti ini banyak belajar baik dari buku maupun bertanya.

4. Kapabilitas

Tingkat kerja yang baik diamati dari kapabilitas. Seseorang yang mempunyai kemampuan yang baik, akan dapat menyelesaikan semua permasalahan yang muncul dalam pekerjaannya dengan baik dan senang menerima banyak tantangan.

5. Komunikasi

Seseorang yang tingkat kinerjanya tinggi, dapat berkomunikasi dengan baik. Baik dengan atasan bawahan maupun dengan teman sejawat. Mitchel (1995) mengemukakan apabila segala sesuatu dikomunikasikan dengan baik maka kondisi yang dihadapi dapat teratasi dengan baik.

4. Penilaian Kinerja Guru

Penilaian kinerja guru (PKG) dilakukan untuk mendapatkan guru bermutu baik dan profesional. Guru ideal dengan karakterisik tersebut tidak dapat dihasilkan dalam satu periode pembinaan atau pelatihan tertentu saja, tetapi diperlukan suatu upaya yang terus-menerus dan bersinambungan. Melalui upaya yang terus-menurus dan bersinambung itu, diharapkan terjadi perbaikan kualitas yang berkesinambungan pula (continous quality improvement), sehingga terbangun perubahan berkesinambungan yang dimulai dari perubahan pola pikir guru. Perubahan pola pikir guru tersebut diharapkan dapat menjadi titik tolak pengingkatan kualitas pendidikan. (Mulyasa, Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru ( Bandung; Remaja Rosdakarya, 2013)h. 87

Berdasarkan dari pengertian diatas penulis menarik kesimpulan bahwa penilaian kinerja guru sangat berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan, yang akan melahirkan guru-guru yang mempunyai nilai profesionalisme yang tinggi, dan menciptakan guru-guru yang hebat dalam bidangnya dengan adanya pembinaan-pembinaan yang dilakukan dan evaluasi yang menjadikan tolak ukur keberhasilannya dalam meningkatkan kinerja yang akan dicapai menjadikan seorang guru mampu menciptakan peserta didik yang siap berkualitas dan mampu bersaing karena guru yang baik mampu memberikan harapan pada peserta didik dan menanamkan nilai-nilai kemandirian dengan penuh rasa tanggung jawab.

0 Response to "Pengertian komunikasi kepala sekolah Untuk Kemajuan Pendidikan Di Indonesia"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel